Responsive Banner design
Home » » Dompet Membawa Keberuntungan

Dompet Membawa Keberuntungan

Namaku Asep, aku hanya seorang kuli bangunan. Pendidikanku hanya sampai SMP karena orang tua tak sanggup membiayai. Pamanku mengajakku untuk membantunya bekerja menjadi kuli tak jauh dari rumahku. Beberapa kali aku mencoba peruntungan lain, misalnya menjadi kasir swalayan, mengantar barang2 dll. Namun sering kali aku gak lama bertahan, dan kembali menjadi kuli bangunan. Penghasilanku aku bagi dua, untukku dan keluargaku. Hitung-hitung meringankan beban kedua orang tuaku dan ketiga adikku. Secara fisik aku gak jelek2 amat, karena rajin nguli, badanku pun lumayan bagus. Namun aku selalu minder soal perempuan, ya dengan kondisi ekonomiku sekarang siapa yang mau?

Suatu hari saat pulang ke rumah aku melihat ada dompet tergeletak di tengah jalan. Segera saja aku ambil, ku buka ternyata ada 10 lembar uang 100 ribuan, banyak ATM dan kartu-kartu lainnya. Pasti ini punya orang kaya fikirku, lalu kulihat KTP dan kartu namanya, benar saja, pemilik dompet ini adalah direktur salah satu BUMN. "Hhm... ini hari keberuntunganku" dalam hati ku bergumam. Aku pun membelikan martabak seharga 25.000 dengan uang itu untuk keluarga di rumah. Sudah lama aku gak membelikan oleh-oleh, sebenarnya memang penghasilanku gak bakal cukup. Mumpung ada uang temuan ini, aku belikan, pasti keluargaku senang.

Malam hari sebelum tidur aku kefikiran mengenai dompet itu, biar bagaimanapun ini bukan dompetku, pasti yang punya sedang kebingungan. Ah, kenapa aku jadi merasa bersalah telah menggunakan yang bukan hakku? Bagaimana kalau yang aku belanjakan malah tidak berkah dan Tuhan akan menghukumku? Selama ini memang aku diajarkan oleh kedua orang tuaku lebih baik menderita daripada mengambil sesuatu yang bukan hakku. Ah sudahlah, dengan tekad bulat kuputuskan besok akan mendatangi alamat pemilik dompet ini untuk mengembalikannya. Mudah-mudahan yang punya memaafkanku karena sebagian uangnya telah kupakai, atau mungkin dia memberiku hadiah karena mengembalikan dompetnya.

Berdiri megah dihadapanku sebuah rumah yang besar, bagaimana tidak besar wong ada satpamnya. "Maaf pak, apa benar ini rumah pak Budianto?" tanyaku kepada satpam. "Iya benar, ada perlu apa ya?" tanya satpam. "Kemarin dompet Pak Budianto jatuh di jalan, saya mau kembalikan" jawabku. "Oh tunggu sebentar" kata satpam sambil menelepon di posnya, aku pun dipersilahkan masuk. Di ruang tamu rumah itu datang seorang yang terlihat berwibawa, "saya dengar mas mau mengembalikan dompet saya?" tanyanya. "Iya pak, nama saya Asep, saya kebetulan menemukan dompet bapak di jalan. Saya ingin mengembalikannya ke bapak. Dokumen2 di dalamnya lengkap, hanya maaf pak, uangnya terpakai oleh saya 50.000, 25.000 untuk martabak yang saya berikan kepada keluarga, 25.000 untuk ongkos kesini". Akupun menyerahkan dompet berwarna hitam itu, lalu beliau terlihat mengeceknya. "Hhm.. nama saya Budianto, biasa dipanggil Pak Budi, saya berterima kasih banyak kamu mengembalikan dompet saya, walaupun saya belum ikhlas kamu mengambil 50.000 dari uang saya". Seketika aku terkejut, ini orang kok pelit banget, 50.000 aja dipermasalahkan. "Maaf pak, saya khilaf, saya pun dari keluarga yang kekurangan, jadi saya terpaksa memakai uang bapak." kataku dengan sedikit memelas. "Ok, saya akan maafkan kamu dengan syarat kamu mau sebulan kerja di rumah saya tanpa digaji, hanya dikasih makan saja. Kebetulan tukang kebun saya sedang cuti, saya butuh pengganti", kata Pak Budi. "Waduh, kok begitu sih pak, saya sudah kembalikan dompet bapak saja harusnya bapak berterima kasih, kenapa saya malah disuruh bekerja?" bantahku. "Ok, terserah kamu kalau tidak mau, yang jelas saya belum ikhlas dan belum memaafkan kamu." balas Pak Budi. Aku berfikir sejenak, "Baik, gini aja pak, minggu depan aku akan mulai bekerja di rumah bapak". kataku. "Ok, deal ya", kata Pak Budi. Aku pun pulang dengan perasaan sedikit kesal.

"Saya kira kamu gak bakal datang Sep hari ini" kata Pak Budi. "Hehe.. Saya kan sudah janji pak," kata Asep. "Bagus", kata Pak Budi. Lalu Pak Budi mulai menjelaskan job desc Asep sehari-hari, Asep pun melaksanakan kerja rodinya setiap hari dengan konsekuensi tidak bisa memberikan gajinya untuk keluarga, karena dia hanya diberi makan dan ongkos saja. Sebulan pun berlalu, Asep lega, beban yang ada di pundaknya segera hilang. Dia bisa kembali bebas seperti dulu bekerja sebagai kuli, atau mungkin Pak Budi akan merekrutnya sebagai tukang kebun tetap dengan gaji normal.

"Sudah sebulan saya bekerja pak, sekarang saya bisa bebas berarti ya." kata Asep. Pak Budi pun sedikit tersenyum, "Ya, tugas kamu sudah selesai, tapi jangan senang dulu, aku ada satu permintaan lagi". kata Pak Budi. "Lho, kok gitu? Perjanjiannya kan cuma kerja jadi tukang kebun aja?' selaku. "Sep, bapak punya anak perempuan yang tuli, bisu, buta dan lumpuh. Aku ingin kamu jadi suaminya." kata Pak Budi. Deg, aku bagai disambar petir mendengarnya, masa aku harus beristri dengan perempuan yang cacat. Kali ini aku akan menolak, yang benar saja. "Silahkan kamu kalau gak mau Sep, tapi aku selamanya gak akan memaafkan dan mengikhlaskan uang itu." Kata Pak Budi seolah-oleh bisa membaca pikiranku. "Baik pak!", lho, kok tiba-tiba bibirku berkata seperti itu, aku masih belum bisa menerima sebenarnya, ini sudah keterlaluan. "Pak, saya tidak punya biaya untuk menikah", kataku. "Tenang, semua biaya saya yang tanggung", kata Pak Budi. Aku pun dengan lunglai pulang ke rumah, keluargaku pun sedih mendengar hal ini. Namun aku pasrah akan takdir, mungkin memang takdirku begini. Ah, tak apalah di dunia sengsara begini, mudah-mudahan di kehidupan selanjutnya aku lebih bahagia.

"Saya nikahkan Asma binti Budianto dengan Asep bin Dadang dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 50 gram dibayar tunai." kata pak penghulu. "Saya terima nikahnya .... dst." Prosesi akad berlangsung khidmat, akad sengaja dibuat dengan sangat sederhana hanya mengundang sedikit orang. Walimahnya akan dilaksanakan beberapa waktu kemudian. Aku pun sah menjadi istri putri Pak Budi yang belum pernah melihatnya. Namun seperti kata Pak Budi dia cacat, sampai pada setelah akad aku melihat seorang perempuan bercadar ditutupi baju pengantin yang longgar. Kulitnya putih dan badannya cukup tinggi. "Asep, ini Asma istrimu." Kata Pak Budi. "Lho, bukannya kata Pak Budi Asma itu buta, tuli, bisu dan lumpuh?" tanyaku. "Maksudku, ya itu aku bohong, aku ingin menguji kamu saja. Kamu orang jujur, itu sebabnya aku menjadikanmu menantu." kata Pak Budi. Dalam hati aku sangat bersyukur, ternyata istriku normal tidak cacat. Terlebih saat Asma membuka cadarnya, alamak, cantiknya. Ternyata istriku sangat sempurna, aku yakin laki-laki lain akan iri kepadaku dengan kecantikan istriku.







Sekarang aku hanya berdua saja dengan bidadariku, di sebuah kamar yang cukup besar. Asma keluar dari kamar mandi dengan jilbab lebarnya, dia kemudian merias wajahnya agar terlihat lebih cantik dan wangi. Aku pun membersihkan badanku agar wangi setelah seharian beraktifitas. Saat yang kutunggu pun tiba, malam pertama coy. Dengan bidadari yang sangat anggun dan cantik, ah gila, aku bingung gimana memulainya. Kami awali dengan ngobrol, terutama menceritakan pengalamanku menemukan dompet ayahnya. Dia pun cerita bahwa selama ini dia kuliah di luar kota, pantas saja aku tak pernah melihatnya di rumah. Kami ngobrol banyak hal untuk mencairkan suasana.

"Mas.. ayo.." kata Asma dengan sedikit menggoda. "Ayo apa?" tanyaku. "Ya itu", kata Asma. "Itu apa?" kataku menggodanya. "Ih, dasar". kata Asma. Asma pun memegang kedua tanganku, dia mengarahkannya ke wajahnya. Aku mengelus wajah cantik istriku sambil memperhatikannya dengan sama. "Sayang, kamu cantik banget, boleh aku cium?". Asma hanya mengangguk tanda setuju, perlahan-lahan kudekatkan bibirku dengan dahinya. Kucium keningnya sebagai tanda bahwa kita sudah halal untuk menikmati surga dunia. Bibirku pun perlahan-lahan mendekati bibirnya, ah ini yang pertama kali bagiku dan baginya. "Mmmhh.. mmmuaachhh", kami pun melakukan frenchkiss dengan mengikuti naluri masing-masing. Aahh.. betapa nikmatnya.. Setelah melakukan frenchkiss aku pun berdiri, diikuti oleh Asma. "Sayang, aku ingin memelukmu." Lagi-lagi dia hanya mengangguk, tinggiku dengan tingginya tak begitu jauh. Aku mulai memeluknya, melingkarkan tanganku ke punggungnya. Terasa payudaranya menyentuh dadaku, besar juga. Tanganku pun agak turun ke pantatnya, dan wow.. dibalik jilbab pakaian longgar dan jilbab lebarnya, ternyata istriku mempunyai dada dan pantat yang montok. Oh, otongku mulai menegang, tanganku pun dengan nakal mulai mencoba meremas payudaranya dari luar bajunya. Oh, benar saja, besar dan padat, tidak kendor. Otongku menegang sempurna menonjol di balik celana, ekspresi Asma agak lain saat aku meremas payudaranya, aku menikmatinya. Sensasi grepe-grepe cewek jilbab lebar dalam keadaan tertutup memang sangat dahsyat. Setelah puas tanganku bergeriliya ke seluruh tubuhnya kami berdua kembali melakukan frenchkiss.

"Sayang, kamu luar biasa, kamu perfect. Badan kamu bagus, aku ingin melihatnya langsung." kataku dalam keadaan bernafsu. "Aaahh.. maasss.. telanjangi aku.." kata Asma dengan mendesah, membuat birahiku semakin bangkit. Kubuka gamisnya perlahan-lahan, Asma tinggal memakai celana dalam, bra dan jilbab lebarnya. Putih dan mulus, benar saja dugaanku, montok juga. Kubuka bra dan kupelorotkan celana dalamnya, lalu kusampirkan jilbab lebarnya ke belakang. Ah, sempurna, giliranku aku membuka kaos dan celana panjangku. Lalu ku buka celana dalamku, keluarlah jagoanku dalam keadaan yang sangat tegang, menunggu dimasukkan ke sarangnya. Aku pun kembali memeluk Asma, kali ini kulit bertemu kulit, hangatnya. Lalu kami berdua pun kembali duduk di ranjang, aku menyuruh Asma berbaring. Aku kemudian meremas payudaranya yang sekal, aku elus-elus, lalu aku remas dengan perlahan keduanya. Aku sentuh putingnya, lalu aku menyusu, dimulai dari payudara kanan lalu ke kiri. Terlihat keduanya menegang, ah, pasti Asma sedang terangsang. "Aaahh.. maasss... aaaahhhh..." desahan Asma sangat seksi, aku semakin birahi. Di saat aku sedang memainkan payudaranya, tiba-tiba tangan Asma memegang penisku, dan mengocoknya. "Ooohhh... sayang, enak...". Aku pun menggeram keenakan.

Aku menghentikan permainanku di payudara Asma, ku lihat vaginanya sudah mulai basah. Namun aku tak mau terburu-buru, aku masih mau foreplay. "Say, kulum penisku donk." pintaku. "Terus kapan kamu mau merawani aku say?" kata Asma. "Sabar say, nanti akan kulakukan" kataku dengan tersenyum. Dengan perlahan Asma memegang penisku, lalu memasukkan ke mulutnya. Aku hanya bisa mengerang keenakan, melihat seorang perempuan cantik mengulum penisku dengan jilbab lebar masih di kepala. "aawww... say... aaahhhh.... enak sayang.."....selama 5 menit Asma mengulum penisku, segera kuhentikan takut keluar duluan. "Say, giliranku ya." Asma terlihat sudah sangat horny. Aku jilati vaginanya yang berbulu rapi, Asma mendesah-desah, seolah-olah menolak namun sangat menikmati. "Ah, cukup sayang.. nanti Asma keluar." Asma menghentikanku setelah 5 menit aku menjilat vaginanya.

"Ini waktunya sayang, aku akan memilikimu selamanya." kataku. "Lakukan suamiku, miliki aku seutuhnya." kata Asma. Penisku yang sudah sangat tegang ku arahkan ke celah vagina yang masih sangat rapat namun sudah basah. Aku mulai mendorong perlahan-lahan, mencari lubang surga dunia. Ah, ketemu juga, aku mulai menekan penisku agar bisa masuk, oh sempit sekali. "aaahhh... perih say.." kata Asma. "Sabar istriku, ini gak akan lama, nanti juga enak.." kataku. Penisku semakin kudorong sampai terasa ada yang mengganjal, "ooohhh.. sakit..." kata Asma.. "sedikit lagi say, sebentar lagi kamu bukan perawan dan aku bukan perjaka". Lalu aku dorong dengan agak kencang penisku sehingga merobek selaput daranya. "aaaaahhhhhhhhh...... sakiiittt..." Asma berteriak sambil kedua tangannya menggenggam seprai... terlihat air matanya menetes dan Asma menangis... "Asma... aku berhasil, aku suamimu sekarang..".. Asma pun tersenyum.. Lalu kami pun berciuman dengan penis tetap ada di dalam vagina Asma.. "Kamu sudah siap say, aku akan membuahi kamu." Asma pun mengangguk, aku mulai menggenjot penisku, ternyata Asma sudah tidak kesakitan, malah terlihat keenakan. Aku percepat genjotanku, dan ternyata Asma mendesah semakin erotis. Aku genjot penisku sambil menikmati indahnya wajah dan desahan istriku, tanganku bergeriliya meremas-remas payudara.. Aaaahhh.. nikmatnya, 5 menit berlalu saat aku merasa akan mencapai puncaknya. "Sayang, aku mau keluar.." kataku.. "Aaahhh... iya mas, aaahhh... aaaahhh....".. "Aaaaahhh... Asma, aku gak tahan, aku hamili kamu..." dan crot... air maniku menyembur dengan kencang 5 kali, saking banyaknya sampai tidak muat di vagina Asma dan berceceran keluar.. Aku lemas dan ambruk di atas tubuh Asma dengan penis masih menancap. Sial, aku keluar duluan, Asma belum klimaks.. Tapi gak apa-apa lah, namanya juga malam pertama..

1 komentar:

  1. Casino in San Francisco | DRMCD
    It has been 부산광역 출장샵 a real hit. We are 강릉 출장샵 excited to announce that the California Lottery is back! Here are 남원 출장마사지 the winners who are! 대전광역 출장마사지 Winners are 거제 출장안마 chosen

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.